Review Buku Langkahkan Kakimu



Kiat Memotivasi Diri



Judul               : Langkahkan Kakimu
Penulis             : Endrik Safudin
Penerbit           : Quanta (Elex Media Computindo)
Tebal               : xx+176 halaman
Cetakan           : Pertama, Jakarta 2015
ISBN               : 978-602-02-5945-1



Takdir dan Hari Ini
“Sesungguhnya Allah tidak mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d: ayat 11)
Tuhan memang telah menjatah takdir manusia sejak sebelum dilahirkan, namun itu bukan berarti tak dapat diubah. Semua dapat berubah selama seseorang mau berusaha mengubahnya. Sebuah usaha ibarat melempar sekeping koin yang pada dua sisinya terdapat mata koin berbeda: kesuksesan dan kegagalan. Seseorang yang tak melakukan sebuah usaha tak akan pernah merasakan nikmatnya sebuah kesuksesan ataupun pelajaran berharga dari hal bernama kegagalan. Banyak sekali orang yang berharap sukses namun takut gagal. Tentu saja hal itu adalah mimpi yang fatal. Ya, fatal. Karena dengan berharap sukses tanpa berani gagal, hanya akan terjebak pada level berharap, tanpa didukung kinerja untuk mencipta kesuksesan itu.
Buku ini demikian padat berisi muatan-muatan kata-kata motivasi bagi semua kalangan pembaca: baik orang yang baru ingin beraksi, memulai usaha, maupun orang yang gagal dan sukses. Ada cukup banyak kutipan dari tokoh-tokoh hebat dunia seperti Shakespeare, Dale Carnegie, Robert Kiyosaki, Mario Teguh dan tokoh motivator lain.
Hidup anda Cuma hari ini. sudah selayaknya anda memanfaatkan hari ini untuk kebaikan. Anda tidak akan pernah tahu dan tak bisa memastikan apakah Anda masih memiliki hari esok. (halaman 23).
Dalam Mengatasi Cemas dan Depresi, Dale Carnegie pernah berkata, hiduplah hari ini saja. Benar, kita memang hanya hidup di satu ruang waktu hari ini. Baik masalalu maupun masa depan, keduanya ditentukan oleh apa yang kita lakukan hari ini.

Kekuatan Pikiran
Dale Carnegie pernah memiliki seorang pasien seorang ilmuwan. Dalam setiap penelitiannya, indera penglihatan tentu merupakan indera yang paling diandalkannya. Suatu hari seseorang pernah bertanya kepadanya, “Hal apa yang paling Anda takuti di dunia ini?”. Ilmuwan itu kemudian berkata, “Kebutaan. Kebutaan akan merampas seluruh hidupku. Aku tak akan bisa melihat keluargaku dan melakukan pekerjaanku.”
Suatu hari, penglihatan ilmuwan itu tiba-tiba saja meremang. Ia lalu periksa ke dokter spesialis mata dan dokter itu menyatakan bahwa ia menderita rabun. Lalu apa yang terjadi pada ilmuwan itu? Bersedih? Tentu saja sedih. Tapi ilmuwan itu tak melulu tergerus kesedihan atas hilangnya penglihatannya. Ia justru bergurau ketika tiba-tiba penglihatannya mulai meremang sambil berkata, “Lihatlah, kakek berjubah hitam sedang melitas di hadapanku.”
“Apakah Anda tidak merasa kehilangan hidup Anda?” tanya Dokter.
“Tidak. Bahkan bila seluruh indera saya lumpuh, saya akan tetap hidup. Karena hidup ada dalam pikiran. Selama masih memiliki pikiran, saya bebas melakukan apa saja yang saya mau.”
            Saya berharap, kisah pendek itu semakin menguatkan bahwa anda adalah apa yang anda pikirkan seperti apa yang disampaikan Endrik dalam buku ini. dengan berpikir positif, seseorang akan terarah untuk berbuat positif pula.
Dalam buku ini, Endrik tak hanya ingin menggugah hati pembaca yang barangkali sedang gundah karena sebuah kegagalan kecil, namun Endrik juga mengajak pembaca sadar ketika kesuksesan telah berada dalam genggaman. Cukup banyak orang yang sukses dan lupa diri. Mereka menjadi angkuh seperti kacang lupa kulit.  Sebab, ingat, kebaikan yang anda berikan kepada orang-orang di sekitar Anda, semua akan kembali kepada Anda. (halaman 169)
Dari itu, marilah kita terus melangkahkan kaki tanpa pernah ragu oleh rasa takut akan kegagalan. Dan jangan pernah melupakan orang di sekitar kita bila sukses nanti. [ ]
***
Tuban, 25 Juli 2015

Comments