Saya ingin memperkenalkan anda pada pelukis favorit saya. Rene Magritte. Saya menyukai hampir semua lukisan-lukisannya yang surealis. Ada pemberontakan dan gejolak tersendiri ketika saya melihat lukisan-lukisannya.
Berikut ini adalah salah satu puisi yang saya tulis sebagai interpretasi atas lukisannya yang berjudul The Lovers I (1928). Bagi saya, lukisan Rene yang satu ini semacam usaha pemberontakan atas mazhab cinta pada zaman dahulu yang terlalu kaku; menentang cinta yang tak sekasta.
Sajak Seorang Pecinta
aku ingin mencintaimu tanpa mata
biar tak kutahu tahi lalat di pelipis kiri
atau kumis tipis di atas bulir bibirmu
dan apa warna bajumu
aku ingin mencintaimu tanpa mata
biar tak kutahu betapa usia telah lama
menjamak kita dalam rasa
di luar sana, orang-orang menetapkan standar usia untuk cinta
mereka mungkin mengira, cinta adalah makanan ringan murahan
yang memiliki tanggal kadaluarsa dan
menjadi beracun jika lewat usia
aku ingin mencintaimu tanpa mata
biar kuterima penuh segala apa
Tuban, 8 September 2015
Puisi kedua yang juga terinspirasi dari lukisan Rene Magritte berjudul Son of Man (1946).
Yang Tumbuh di Kepalaku
yang tumbuh di kepalaku adalah kamu
kenangan yang selalu berjalan di depan
memenuhi seluas ruang pandang
yang tumbuh di kepalaku adalah kamu
kenangan yang merupa diri seperti warna dedaunan
agar selalu tampak segar dan menyegarkan pandangan
mampukah sebuah kenangan menyegarkan pandangan?
yang tumbuh di kepalaku adalah kamu
yang semula meresahkan segala waktu
tumbuh sekepalan awan menggantung
ya, kenangan seringkali menggantung
tapi kau tak menggantung di punggung
seperti kenangan kebanyakan orang
yang tumbuh di kepalaku adalah kamu
kenangan yang meramalkan diri sebagai masa depan(?)
Tuban, 8 September 2015
Berikut ini adalah salah satu puisi yang saya tulis sebagai interpretasi atas lukisannya yang berjudul The Lovers I (1928). Bagi saya, lukisan Rene yang satu ini semacam usaha pemberontakan atas mazhab cinta pada zaman dahulu yang terlalu kaku; menentang cinta yang tak sekasta.
Sumber gambar: http://www.renemagritte.org/the-lovers-1.jsp#prettyPhoto
Sajak Seorang Pecinta
aku ingin mencintaimu tanpa mata
biar tak kutahu tahi lalat di pelipis kiri
atau kumis tipis di atas bulir bibirmu
dan apa warna bajumu
aku ingin mencintaimu tanpa mata
biar tak kutahu betapa usia telah lama
menjamak kita dalam rasa
di luar sana, orang-orang menetapkan standar usia untuk cinta
mereka mungkin mengira, cinta adalah makanan ringan murahan
yang memiliki tanggal kadaluarsa dan
menjadi beracun jika lewat usia
aku ingin mencintaimu tanpa mata
biar kuterima penuh segala apa
Tuban, 8 September 2015
Puisi kedua yang juga terinspirasi dari lukisan Rene Magritte berjudul Son of Man (1946).
http://www.renemagritte.org/the-son-of-man.jsp
Yang Tumbuh di Kepalaku
yang tumbuh di kepalaku adalah kamu
kenangan yang selalu berjalan di depan
memenuhi seluas ruang pandang
yang tumbuh di kepalaku adalah kamu
kenangan yang merupa diri seperti warna dedaunan
agar selalu tampak segar dan menyegarkan pandangan
mampukah sebuah kenangan menyegarkan pandangan?
yang tumbuh di kepalaku adalah kamu
yang semula meresahkan segala waktu
tumbuh sekepalan awan menggantung
ya, kenangan seringkali menggantung
tapi kau tak menggantung di punggung
seperti kenangan kebanyakan orang
yang tumbuh di kepalaku adalah kamu
kenangan yang meramalkan diri sebagai masa depan(?)
Tuban, 8 September 2015
Puisi yang menarik :)
ReplyDeleteTerima kasih atas apresiasinya, Mbak. Salam sastra.
DeleteTerima kasih atas apresiasinya, Mbak. Salam sastra.
Delete